Jumat, 15 Oktober 2010

resensi novel sang pemimpi

Judul Tetralogi Laskar Pelangi #2: Sang Pemimpi 
No. ISBN 979-3062-92-4 
Penulis: Andrea Hirata 
Penerbit: Bentang Pustaka 
Tanggal terbit: Juli - 2006 
Jumlah Halaman : 292 
Jenis Cover: Soft Cover 
Dimensi(L x P): 130x205mm 
Kategori: Petualangan 
Harga :Rp40.000
Text:Bahasa Indonesia 


Buku yang sangat menginspirasi, sesuai dengan judulnya "Sang Pemimpi", yang menceritakan kisah para perajut mimpi dari tanah Belitong. Semenjak membaca buku pertama Tetralogi Laskar Pelangi, saya langsung jatuh cinta dengan jalinan kisah yang edukatif dan penuh pesan moral ini. Serasa kembali ke masa-masa sekolah. Masa-masa merajut impian, menimba ilmu dan menggantung harapan dan cita-cita masa depan.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa Anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai kita. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini: Arai dan Ikal akan menuntun Anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar Anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar Anda menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan Anda sendiri. 


Ada satu kutipan kalimat Arai kepada Ikal yang sangat saya ingat, "..mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib kita!" 

Kutipan ini sungguh dahsyat, mampu menisbikan segala kekurangan, kelemahan, dan keraguan yang secara naluriah menghinggapi anak manusia yang meretas cita-cita. Sangat inspiratif terutama bagi kalangan generasi muda, pelajar dan mahasiswa yang tengah di persimpangan jalan menggapai harapan dan masa depan. Dengan segala kekurangannya, Ikal dan Arai mampu menjaga keteguhan dan senantiasa pantang menyerah dalam perjalanannya. Perjalanan menuju sumur ilmu impian di Universitas de Paris Sorbonne.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar